![]() |
ILUSTRASI: Pelecehan disertai kekerasan kerap terjadi - Foto Net |
HABARIAJA.COM, MARTAPURA - Pimpinan salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) yang ada di Kabupaten Banjar, diduga lakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah santri nya.
Pimpinan Ponpes tersebut diduga melakukan tindakan asusila terhadap santrinya.
Dikabarkan pimpinan Ponpes tersebut sudah dilakukan pemeriksaan untuk di mintai keterangan oleh unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Banjar.
BACA JUGA: Pastikan Kesiapan Mitra Kerja Tahun 2025, PLN UID Kalselteng Apel Gelar Alat dan Personel
Diduga hal tersebut dilakukan sejak lama, dan diduga banyak korban akibat perbuatannya, namun hanya ada sekitar 5 santri yang dimintai keterangan oleh unit PPA Polres Banjar.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Banjar H.Muhammad Rofi’i melalui Kasi Pendidikan Diniyah dan Pontren Akhmad Shaufie mengungkapkan, izin ponpes tersebut sudah lama tidak diperpanjang lagi oleh pihak yayasan.
“Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Nurul Ilmi ini sudah tidak terdaftar lagi dan untuk izin nya tidak diperpanjang lagi oleh pengurusnya,” jelas dia, Selasa (14/01/2025) siang.
Shaufie melanjutkan, izin tersebut tidak diperpanjang sejak 2020. "Izin mestinya diperpanjang per 5 tahun," imbuhnya.
“Dalam hal tersebut kami tidak berwenag lagi. Karna dengan ada nya aturan baru kalau izin nya tersebut tidak di perpanjang lagi selama 2 tahun, maka izin operasional nya akan dicabut,” terangnya.
Sementara itu salah satu santri Ponpes tersebut berinisial AH mengatakan, dirinya menjadi santri di Ponpes tersebut pada tahun 2021, dan baru tahu kejadian tersebut pada hari Jumat 10 Januari 2025. Karena banyak santri yang sudah keluar dari Ponpes pada hari itu.
“Mereka keluar dari Ponpes tersebut dikarnakan karna sudah tau kalau pimpinan nya melakukan hal yang tidak senonoh terhadap para santri,” katanya.
Namun, bebernya, menurut informasi dari teman dirinya yang menjadi korban, terjadinya pelecehan seksual tersebut sudah berlangsung cukup lama, sebelum dirinya masuk ke Ponpes waktu itu.
“Yang menjadi korban pelecehan seksual oleh nya sekitar 30 orang santri, dan rata-rata yang menjadi korban nya santri lama,” ungkapnya.
BACA JUGA: Demi Kenyamanan Pengunjung, Kedai 99 Trisakti Terus Berbenah
Diterangkanya, hal tersebut dilakukan oleh pimpinan tersebut sebagai bentuk buang Naas terhadap santri nya.
“Sebelum nya santri di panggil dulu kedalam kamar pimpinan, kemudian disuruh buka baju dan buka sarung kemudian melakukan hal yang tidak senonoh terhadap santri,” pungkasnya. (nt/ak)